Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2013

Ulat Kupu-Kupu Gajah, 初めて見た~~っ!

今日、「Ulat Kupu-Kupu Gajah ( Attacus atlas )」という毛虫を初めて見た。大きく、チョ~かわいいと思った。インターネットにある記事によると、この 毛虫の長さは十二センチである。皮膚の色は  hijau muda kebiru-biruan (どう書けばいいのかな、この色の用語)である。 これ、Googleから: http://www.thaibugs.com から http://www.learnaboutbutterflies.com/ から なんだかお持ち帰り~~ (≧▽≦)

Agenda Insidental Parampaas

Parampaas, ada pesan dari Neneng-sensei. Kelas 6A besok (28/02) wajib hadir jam 12 siang, ada acara pengarahan tentang rekrutmen perusahaan jepang oleh nihonjin. Tolong kasih tahu teman-teman yang lain, terima kasih. Bikin males? Iya, sama. Jadwal mesti diatur ulang? Iya, saya juga. Tapi, acara besok ini kayaknya bakalan penting (boleh ditambahin kata banget ), jadi yuk diikutin aja. Meru

「ほかほか」Adalah "Tumpeh-Tumpeh"

Ceracauan ini muncul saat perkuliahan Kewirausahaan pagi ini. Saat itu, dosen saya sedang membahas apa arti 「ほかほか」('hoka hoka') yang terdapat dalam merek makanan Hoka Hoka Bento. Beliau berkata,  「ほかほか」('hoka hoka') disitu maksudnya hangat, uapnya pun masih mengepul. Istilah bekennya mungkin "fresh from the oven" . Nah, Atria, yang duduk di sebelah saya langsung bilang, "Lho, aku kira 'hoka' di situ artinya 'di luar'. Jadi Hoka Hoka Bento itu bento yang dimakan di luar, " (外= ほか, yang sebenernya sih lebih tepat pake kanji  他 ) Saya, yang isi otaknya emang lagi random , langsung nyeletuk, "Dalam konteks makanan yang kayak gitu, berarti  「ほかほか」sama kayak istilah "Tumpeh-Tumpeh"-nya Jupe (nama panggilannya Julia Perez) dong, ya? Tapi kalo mau  「ほかほか」berarti porsinya harus gede melebihi tempatnya, biar bisa dibilang 'Tumpeh-Tumpeh'..." Atria bengong bentar, terus langsung nyengir. "Ya, bisa l

Katanya, Saya Sedang Mencari Hadiah Buat Pacar

Sabtu kemarin (23/02), saya yang mau pulang ke rumah di Cikarang mampir dulu di toko pakaian di depan SGC (Sentra Grosir Cikarang). Tokonya masih baru sih, namanya Toko Ananda atau apalah itu saya lupa. Naaah, saya tuh tadinya 'kan pengen cari celana panjang, soalnya saya cuma punya dikit. Sekalian pengen cari kemeja atau baju batik gitu, makanya langsung muter-muter di daerah celana dan pakaian. Karena harga celananya melebihi anggaran, saya memutuskan untuk cari kemeja aja. Sayangnya nih, koleksi pakaian yang ada nggak cocok sama selera saya. Bajunya tuh yaaa, warnanya pastel ceria, sekalinya ada warna gelap, modelnya victorian dan tipis banget. Lengan bajunya juga pendek banget. Bosen di daerah pakaian cewek, saya pindah ke bagian pakaian cowok. Nemu deh tuh, kemeja yang pas dengan selera saya. Pas mau ngambil kemejanya, saya ditanya sama mbak-mbak gitu. Gini katanya, "Lagi milih hadiah buat pacarnya ya? Mending kemeja yang ini aja mbak, yang warnanya cerah..."

Anak dan Biang

Semalam, saya yang lagi seriusnya belajar metlit, jadi nggak konsen gara-gara kedua kakaknya Mama pada ketawa heboh. Saya mah diem aja sih, soalnya sempet nggak ngerti kenapa mereka segitu asyiknya ketawa. Budhe S ngeliat saya yang kebingungan, terus coba ngejelasin semuanya. Kasian mereun nya ... LOL. Budhe S: Kamu kenapa? Nggak ngerti ya, kenapa kita ketawa hahahihi? Saya     : (dengan polosnya) Iya... Budhe S: Nih, ya, jadi gini... Dan mulailah Budhe S bercerita, saat suatu ketika kedua Budhe saya ini (Budhe S dan Budhe N) lagi asyik nonton film tentang ular Anaconda, Budhe N tiba-tiba nyeletuk dengan polosnya: Budhe N: Ih, ngeri. Budhe S: Lah, ngeri kenapa? Budhe N: Liat, tuh. Anakhonda aja bisa segede itu, gimana biangnya? Pasti lebih gede lagi ya? Budhe S: Biangnya? Budhe N: Iya, biangnya. Uler honda... Saya, yang denger ceritanya, langsung sweatdropped. Ya atuhlaaaah , bisa-bisanya kepikiran yang kayak gitu...

Perjuangan

Tadaima , saya kembali. Haaa, capeknya setelah berjuang mencari oksigen di Damri jurusan Ledeng-Leuwi Panjang siang ini. Perjuangan Pagi ini, sekitar pukul 9.00 WIB saya berangkat dari Cikarang menuju Bandung. Perjalanan lumayan lancar, walau saya harus berjuang mencari oksigen dalam bis Primajasa akibat banyaknya penumpang yang merokok tanpa tahu lokasi. Saya udah ngasih kode, padahal. Dari goyang uget-uget , batuk-batuk kecil, sampai menutupi seluruh kepala dengan hoodie yang saya pakai (untungnya saya pakai hoodie alien panda yang jadi favorite hoodie ). Tapi tetep ajaaa, mereka malah jebal-jebul , nggak ngerti kode. Mau negur sih, sebenernya. Tapi sayanya lagi males ngomong gara-gara udah keburu pusing kena asap. Jadi, yaaa, hampir sepanjang perjalanan saya bolak-balik buka-tutup hoodie . Fuuu. Sesampainya di terminal Leuwi Panjang, saya langsung bergabung dengan para calon penumpang Damri jurusan Ledeng-Leuwi Panjang. Muka mereka, seperti yang selalu saya lihat tiap

Dia Bilang, Saya Sedang Mendengarkan Soundtrack Anime

Di suatu hari yang galau dingin, saya yang sedang kekurangan asupan tawa memasukkan beberapa musik klasik ke pemutar lagu di laptop. Sengaja saya setel sekencang-kencangnya, karena saya sedang malas menggunakan headset . Tak berapa lama, perut saya keroncongan. Karena saat itu saya tidak punya persediaan cemilan, terpaksalah saya keluar kamar. Ternyata, di ruang tamu sana ada seorang gadis yang tengah menonton acara di TV. Mendengar bunyi pintu dibuka, ia menoleh, kemudian bertanya. "Mau keluar?" "Iya," jawab saya singkat.  "Oh iya..." "Ada apa?" "Kamu lagi ngedengerin lagu apa di sana (maksudnya kamar saya)? Lagi dengerin soundtrack anime, ya?" Saya hening sesaaat. "Bukan, Zigeunerweisen." Kemudian saya berlalu. 

Ketika 'Ciyus' Menjadi Masalah

Ciyus, yang diambil dari kata 'serius', adalah salah satu kata dari sekian banyak wakamono kotoba , atau bahasa gaul anak muda.  . . . . Yah, tidak usah dibahas, saya yakin semua orang sudah tahu. Sudah populer, gitu lho. Nah, masalahnya adalah, bagaimana kalau ternyata kata yang sering dijadikan guyonan ini ternyata punya arti terselubung? Ciyus, suatu ketika muncul di status Facebook seseorang yang di share oleh teman SMA saya. Katanya, "Jangan pernah sekali-kali mengucapkan kata CIYUS . Karena CIYUS berarti CI nta Y es US ." (saya lupa tulisan lengkapnya, tapi intinya sih begitu) Saya, yang nggak sengaja baca, terdiam selama beberapa detik, berpikir. Ah masa? Kok bisa? Kayaknya orang ini terlalu berpikiran jauh , begitu pikir saya. Kalau dalam bahasa Jepangnya, kangaesugiru . Mungkin, anak gaul jaman sekarang bakal bilang lebay . Berlebihan. Status yang seperti itu, tentu saja, menuai banyak komentar. Yang kontra, rata-rata komentarnya ng

Aku, Kamu, dan Boneka Mario Tiga Tahun Yang Lalu

Saat itu, kamu mengirim pesan singkat padaku. Bertanya boneka apa yang aku suka. Aku, tentu saja, menjawab aku suka Patrick Star. Tidak terpikirkan olehku boneka selain Patrick. Oh, tentu saja ada boneka Barbie, tapi bila kukatakan itu padamu, aku takut kamu akan menertawakanku. Barbie? Di usia seperti ini? Yakin kau tidak sedang bercanda? Keesokan harinya, oh, aku lupa detail kejadiannya. Yang pasti kamu memanggilku, kemudian kita bertemu di depan gerbang. Saat itu, kenapa kita bertemu di gerbang, ya? Ah, sungguh, aku lupa. Yang jelas, di sana kamu memberiku boneka itu. Hadiah, katamu. Duh, mana bisa aku berkata jujur? Berkata bahwa itu hadiah ulang tahun yang pertama kali kuterima dari pria selain keluargaku. Kalau tidak salah, waktu itu aku sempat bilang padamu kalau aku berpikir aku akan menerima boneka Patrick, ya? Maaf, habisnya aku cuma suka Patrick, sih. Tahu nggak, boneka itu sebelumnya aku simpan rapi di kamar. Tidak pernah kutelanjangi pembungkusnya, takut debu akan

Lukisan di Dinding

Halo, saya Meru yang sore ini berkunjung ke tempat kost teman seangkatan.  Tempatnya lumayan asri, walaupun sedikit kotor. Ada kolam renang, sayangnya tidak bisa digunakan. Tapi, persoalan sebenarnya ada di lukisan yang tergantung di dinding ruang tamu. Di sana, ada tiga buah lukisan berukuran medium berjejer di dinding. Tapi, saya nggak ngerti. Kenapa semua lukisannya berisi gambar pria yang tengah berada di toilet duduk, ya?

Manusia dan Putus Asa

Dalam sebuah perbincangan di novel Kitchen (2009:53), Tanabe Eriko-san berkata: "...kalau manusia samasekali tidak pernah merasa putus asa, kita tidak akan tahu bagian mana dari diri kita yang tak sanggup kita singkirkan. Lalu kita akan tumbuh dewasa tanpa benar-benar mengerti apa saja yang bisa membuat kita gembira. Aku bahagia karena bisa menderita."

Dobel Hepi!

Pagi ini saya jadi ke Pesta Buku di Braga Landmark dong, berdua sama Macil, ahahaha. Ditengah penggalauan antara melepas hawa nafsu untuk memborong semua buku atau menyimpan keinginan itu dalam hati, saya akhirnya nemu dan beli buku ini di stand Lawang Buku. Seriusan, saya nggak nyangka bisa nemu buku ini. Di toko buku biasa 'kan nggak ada. Dan yang lebih bikin saya senang adalah... buku ini saya beli dengan harga kurang dari Rp 50.000,00 lho. How lucky! Di sana juga ada Yukiguni-nya Yasunari Kawabata yang sudah dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia. Penggalauan kembali terjadi, tapi pada akhirnya sih saya nggak beli buku itu, hiks.  Oh iya, seperti yang dilihat, Kokoro ini bukan novel versi bahasa Jepang, tapi versi bahasa Inggris. Kayaknya keren ya kalo saya bisa punya versi bahasa Jepangnya, hohoho.

こんな私が・・・

Waks! Judulnya pake bahasa Jepang! Kalo diliat sama pemerhati bahasa, pasti saya diledek. Pasti saya dibilang labil ( kalo judul entrinya pakai bahasa asing, kenapa body nya nggak pakai bahasa asing juga? labil! ), hahaha. Jadi, begini. ( pasang backsound serius ) Nggak nyangka, saya yang seperti ini bakalan ketemu lagi sama dunia psikologi. Sayangnya, bukan ranah yang itu yang akan saya geluti. Bukan neuropsikologi, bukan juga psikopatologi. Tapi lebih ke psikologi pendidikan, psikologi anak, psikologi remaja, psikologi perkembangan. Ho, untungnya masih ada psikolinguistik. Haaa. Akankah saya mampu melahap semua materi psikologi itu? Mampukah saya berpaling dari neuropsikologi dan psikopatologi? Baiklah. Pertanyaan ini disimpan dulu. Galaunya dilanjut nanti, sayanya mau siap-siap ke Pesta Buku di Braga Landmark. Doakan saya semoga tidak lapar mata! LOL.

Ketika...

Ketika saya hendak menyerah dan berlapang dada, ternyata dapet berita beginian dari situs berita UPI : Serius, saya nggak ngarep (banget) bakalan lolos seleksi pertama OBIP. Apalagi pas inget kalo kita mesti keluar uang lima juta rupiah buat bikin paspor, visa, dll. Lima juta kan bukan jumlah yang sedikit, itu bisa buat bayar uang kontrakan setahun, atau bayar SPP untuk lima semester, atau... yah, apapun.  Saya juga makin nggak ngarep pas denger kabar dari orang rumah. Katanya, kalo saya lolos seleksi sampe ke Jepang, mereka bakal ngadain syukuran. Ya atuhlaaah, ngapain mesti ngadain syukuran buat saya yang kayak gini, yang sampe semester enam aja belum bisa nyari uang sendiri? Mending uangnya disimpen buat keperluan yang lebih penting, kan? Tapi, tapiii... Ini namanya rezeki kan, ya? Rezeki nggak boleh ditolak kan, ya? Alih-alih ngedumel, mending nikmat Allah  yang ini disyukuri kan, ya? Toh ini artinya Allah masih sayang sama saya... Yah, baiklah. Berhubung

Osteoporosis

Jika kamu masih berada di usia muda tapi dinyatakan berisiko osteoporosis, apa yang akan kamu lakukan? Kalau saya, bersyukur. Bersyukur, karena saya akan tergerak untuk memperbaiki kesehatan tulang saya. Agar nanti anak-anak saya nggak perlu jadi penderita osteoporosis seperti ibunya. Nah, alasan kenapa saya tiba-tiba membahas osteoporosis adalah ini. Tadi saya abis ke PKM bareng Atikah dan Macil. Rencananya sih mau donor darah, tapi ternyata selain donor darah ada juga layanan pemeriksaan kesehatan tulang dan pemeriksaan kesehatan mata. Nah, sambil menunggu giliran donor darah, saya dan Atikah ke Anlene Bone Health Check dulu. Pertama, kita diminta untuk melepas alas kaki, dan meletakkan salah satu kaki kita ke alat yang entah apa namanya. Setelah dicek, kita dikasih tahu hasilnya sama dokter. Sehatkah, berisiko sedangkah, atau malah berisiko tinggi terkena osteoporosis. Kalau saya sih... ...dinyatakan berisiko sedang. Awalnya sih kaget, pasti. Saya pikir, tulang

Selamat Minggu Pagi!

Selamat pagi! Good morning! おはようございます! ¡ Buenos d ías! Hari ini saya sarapan pakai Malkist Roma rasa abon, hahaha. Oh iya, sebenernya ini bukan kalimat pengawal hari yang baik, tapi karena minggu ini adalah minggu terakhir saya bisa bermalas-malasan (besok saya mulai kuliah lagi, lho), maka saya ucapkan: Selamat mager maksimal!  _______________________________________ cr gambar: Takasuka Yue's manga "Good Morning Call" (eh, atau di "Good Morning Kiss" ya? lupa. Ini gambar Abechi~ mager : males gerak

学ぶ (Manabu) dan 習う (Narau)

Kadang, belajar bahasa Jepang itu bikin bingung. Salah satunya saat bertemu kosakata yang artinya sama tapi lafal dan ejaannya berbeda (dalam bahasa Jepang, kelompok kata ini disebut ruigigo ). Tapi, kalau memang serius belajar, kita bisa tertantang untuk mendalami arti dan penggunaan kosakata tersebut. Salah satu ruigigo yang sering ditemukan (dan digunakan) dalam bahasa pendidikan (yang terkadang masih suka membuat saya kebingungan) adalah 学ぶ (Manabu) dan 習う (Narau). Memiliki arti yang sama (keduanya berarti 'belajar'), kapan dan kenapa penggunaannya bisa berbeda? Mari kita simak jawaban エマ , salah satu answerian yang menjawab pertanyaan answerian berikut ini: In this case, you would use narau, not manabu. It's not a hard rule or anything, but manabu is usually used when not talking about yourself .  You could say: I am learning Japanese. 私は日本語を習います。 / 私は日本語を習っています。 watashi ha nihongo wo naraimasu. / watashi ha nihongo wo naratte imasu.   I think the

Alhamdulillah, lulus!

Sempat berpikir bahwa tahun ini nggak akan lulus 日本語能力試験/  Nihongo Nōryoku Shiken  N3, ternyata ini hasilnya: Alhamdulillah... (Psst, yang penasaran nokennya lulus atau nggak, bisa langsung cek ke  https://www.jlpt-overseas.jp/onlineresults/preinput.do .)