Skip to main content

Ketika 'Ciyus' Menjadi Masalah

Ciyus, yang diambil dari kata 'serius', adalah salah satu kata dari sekian banyak wakamono kotoba, atau bahasa gaul anak muda. 
.
.
.
.
Yah, tidak usah dibahas, saya yakin semua orang sudah tahu. Sudah populer, gitu lho. Nah, masalahnya adalah, bagaimana kalau ternyata kata yang sering dijadikan guyonan ini ternyata punya arti terselubung?


Ciyus, suatu ketika muncul di status Facebook seseorang yang dishare oleh teman SMA saya. Katanya, "Jangan pernah sekali-kali mengucapkan kata CIYUS. Karena CIYUS berarti CInta YesUS." (saya lupa tulisan lengkapnya, tapi intinya sih begitu)

Saya, yang nggak sengaja baca, terdiam selama beberapa detik, berpikir. Ah masa? Kok bisa? Kayaknya orang ini terlalu berpikiran jauh, begitu pikir saya. Kalau dalam bahasa Jepangnya, kangaesugiru. Mungkin, anak gaul jaman sekarang bakal bilang lebay. Berlebihan.

Status yang seperti itu, tentu saja, menuai banyak komentar. Yang kontra, rata-rata komentarnya nggak jauh dari 'Mbok ya dipikir dulu kamu tuh, itu kan nggak lebih dari bahasa gaul. Mana ada arti terselubungnya?', 'Aku nggak setuju sama status ini!', dan lain-lain. Buat yang pro dan yang menelan info bulat-bulat, rata-rata komentarnya juga nggak jauh dari 'Wah masa? Aduh, aku sering ngomong gitu...', 'Ternyata selama ini kita berucap yang tidak benar...', 'Wah, terima kasih infonya. Karena saya nggak cinta Yesus, saya nggak akan ngomong beginian lagi.', daaan lain sebagainya.

Saya nggak kepikiran sampai kesana, sih. Buat saya, ciyus ya sekedar guyonan. Lucu-lucuan. Tapi ternyata  masalah ciyus sudah jadi topik populer, yang sayangnya hingga saat ini belum diketahui kebenarannya. Minimal, siapa orang pertama yang menyebarkan info seperti ini.

Tapi, masa iya sih ada arti terselubungnya? Ciyusan?

Yang masih kepikiran,
Meru.

Comments