Skip to main content

Tanya Kenapa, Kenapa Tanya

Suatu ketika seseorang bertanya, mengapa hanya orang-orang tertentu saja yang selalu mendapat reward atas esainya. Kami mengerti ia tengah mengajukan protes, namun sebelum kami utarakan penjelasan, seorang rekan merambang, bertanya siapa yang seharusnya mendapat pujian dan segenggam uang. Kami mengerti kepolosan rekan kami, pun kami mengerti si penanya ingin usahanya diakui. Tapi dasar gengsian, si penanya malah angkat bahu, berkehendak agar kami mencari tahu.


Sebenarnya, menurut kami jawabannya cuma satu: si penanya belum mengerti ilmu evaluasi.


Begini, dari materi kuliah yang diberikan oleh petinggi, kami mengetahui bahwa ditinjau dari cara penilaian, bentuk tes dibagi menjadi dua macam; Shukanteki Tesuto (Tes Subyektif) dan Kyakkanteki Tesuto (Tes Obyektif)Tes subyektif adalah tes dimana penilaiannya berdasarkan pada keputusan atau pertimbangan pribadi atau subyektifitas penilai. Model-model tes seperti tes esai atau tes mengarang termasuk pada bentuk tes ini. Sedangkan tes obyektif adalah tes yang menentukan suatu jawaban benar atau salah secara obyektif tidak berdasarkan pada keputusan atau pertimbangan penilaiSalah satu bentuk tes obyektif antara lain model tes pilihan ganda dan betul-salah. 

Bila si penanya memahami poin ini, mestinya ia bisa memaklumi mengapa esainya tak mendapat nilai tinggi. Bisa jadi esainya memang tak berdiksi, atau mungkin memang si penilai yang terlalu sensi. Seandainya memang opsi kedualah yang menjadi fakta, mestinya ia tak perlu mendengki, benahi saja diri. Toh esok, lusa, masih ada kesempatan baginya untuk mendapatkan penghargaan yang ia inginkan.


*
Dunia itu penuh nepotisme.

Comments