Skip to main content

Sepertimu

Sepertimu, aku pun sebenarnya merindu.
Saat-saat kita bersama dulu,
tertawa-tawa, menghabiskan waktu bersama.
Menumpahkan buliran airmata,
mencari solusi bersama.

Sepertimu, aku pun sebenarnya mencinta.
Senyummu, ayunan tanganmu, rengkuhanmu.
Semuanya, semuanya.

Dan kini,
sepertimu, aku pun meragu.
Kasih sayangmu, curahan cintamu,
semuanya! Semuanya!
Ragu, masihkah semua berkadar sama?
Tak diliputi oleh nafsu semata?

Aku pun, sepertimu, merasa lelah.
Haruskah kita pertahankan hubungan yang seperti ini?
Tidak bisakah kita lepaskan saja?

Aku lelah. Lebih memilih mati daripada ini.
Sungguh.

Comments