Hari ini saya mau senang-senang di TVJ (Tokyo Van Java) -- matsuri yang juga jadi proker tahunannya anak-anak Bunkakai HIMABAJA.
Rencananya sih, ya.
Tapi ternyata saya ditarik sama Merry, koordinator divisi Dekdokatif, yang meminta saya untuk jadi tim obake di Obake Yashiki.
.
.
Hening. Resah. Gelisah. Saya yang kayak gini disuruh jadi tim obake? Nggak apa-apa sih, tapi yang bener aja? Saya bahkan nggak tau mesti ngapain.
Tapi berulang kali Merry menjelaskan. Katanya saya nggak perlu ngapa-ngapain. Cukup diem sambil pamer eskpresi seram yang ditonjolkan lewat make-up. Katanya saya nggak perlu berisik. Cukup diam sambil menakut-nakuti pengunjung.
Ya sudah, saya ikutan.
Tapi, menjadi obake ternyata nggak semudah yang dibayangkan. Saya yang kebagian jadi obake asem (asem, karena nggak awesome), kerjaannya cuma tiduran di lantai berlapis dua lembar koran, berjaga di area dekat pintu keluar, menakuti pengunjung dengan menyembulkan kepala dari balik dinding koran. Itu nggak awesome, seriusan! Soalnya yang lain bisa total, mereka bisa gerak, lari, jalan, lompat. Hup hup! Lah saya?
Kemudian, peristiwa terasem pun terjadi. Kalau nggak salah, itu pas ada pengunjung, dua orang--cowok cewek. Dia yang ngeliat kepala saya menyembul dari balik dinding koran cuma ketawa ngeselin. Dia, atau mereka berdua, juga ngomong sesuatu yang bikin saya kesel. Pake banget.
Mau tau mereka ngomong apaan? Oh, seriously, kamu harus tau.
"Mbak, jangan tiduran di lantai dong. Nanti masuk angin, loh. Duh, heran. Setan kok garing gini."
AAAAAAARGH! Rasanya saya pengen buru-buru keluar ngejar mereka, lalu tusuk-tusuk mereka di tempat sampai nggak bernyawa. Sampai tubuh berlubang tak teratur. Sampai lantai berdasar semen berwarna merah gelap. Sampai aroma anyir menguar ke penjuru basement FPBS. Sampai...
Eh, bentar. Kenapa jadi menyerempet ke arah gore gini?
Po-pokoknya! Saya nggak mau lagi jadi tim obake! 絶対いや!
Comments
Post a Comment