Salah satu persyaratan mengikuti OBIP 2013 adalah membuat sebuah esai mengenai alasan mengapa mengikuti program OBIP 2013. Tapi, karena pada akhirnya saya nggak bisa ikut OBIP, bolehkah saya membuat karangan yang tidak sesuai persyaratan?
Long, long time ago, hiduplah seorang gadis yang berminat dengan bahasa Jepang. Minatnya muncul karena sejak kecil ia sudah dicekoki manga karya bangsa Jepang oleh kakak dan saudara sepupunya. Minatnya makin mendalam ketika di SMA ia memperoleh pelajaran bahasa Jepang, dan ia juga memperoleh teman-teman yang minatnya sama tinggi dengannya. Gadis itu bahkan menjadikan bahasa Jepang sebagai pilihan kedua ketika ia hendak memutuskan jurusan apa yang harus ia ambil di kuliah nanti.
Saat ia menjajaki dunia perkuliahan, ia menemukan fakta bahwa peluang untuk pergi ke Jepang terbuka lebar untuknya. Dari beasiswa, program pertukaran pelajar, atau magang ke Jepang. Sayangnya peluang yang diimpikannya itu bisa terbuka lebar ketika ia sudah berada di tingkat tiga, sehingga ia harus memupuk pengetahuan kejepangannya hingga saat itu tiba.
Ia berusaha, terus berusaha. Ia selalu mencoba mengikuti tes seleksi beasiswa ke luar negeri, walau selalu gagal. Ia juga terus berusaha hingga ia lulus nouryoku shiken N3. Dan ketika ia akhirnya memasuki tahun ketiga perkuliahan, ia juga mencoba mengikuti seleksi untuk program magang ke Jepang.
Tanpa disangka, ia lolos seleksi pertama! Begitu senangnya ia sampai-sampai menghayal apa saja yang akan ia lakukan ketika ia sudah berada di Jepang. Persyaratan untuk seleksi kedua, membuat esai pun tak ia ambil pusing. Padahal biasanya, membuat esai adalah salah satu kelemahan yang belum pernah ia kalahkan.
But alas! Saat ia sedang begitu bersemangat menyelesaikan esai, ia mendapat kabar bahwa orang tuanya sakit. Ia pun mendadak galau. Haruskah ia nekat meneruskan impiannya tanpa memikirkan kesehatan orang tuanya? Tegakah ia berlaku demikian?
Pada akhirnya, ia memutuskan untuk mengambil tindakan yang disayangkan peserta lainnya: ia memutuskan untuk mengundurkan diri. Tentu saja, orang pertama yang mengetahui kabar ini hanyalah teman-teman terdekatnya. Orang tuanya malah tidak tahu bahwa si gadis melakukan pilihan itu untuknya.
Banyak orang yang menyayangkan tindakannya. Bagi mereka, ia dianggap sebagai gadis bodoh yang rela melepaskan kesempatan emas, kesempatan yang tidak bisa diperoleh setiap orang. Ia dibilang bodoh karena tak mau memperjuangkan impiannya. Dia...
...hanya tersenyum sebagai jawaban.
お仕舞い
Comments
Post a Comment