Skip to main content

Lain Kali, Cek Saja Dua Kali!

--adalah kalimat peringatan yang pas banget buat saya. Gimana nggak, saya sampai nggak kepikiran buat ngecek KRS semester ini, nggak ngeliat apa ada kesalahan nama dosen atau nggak.
Dan hari ini saya kena batunya.

Pagi ini saya ngisi kuesioner di SIAK UPI, dan saya menemukan keanehan pada deretan nama dosen dan mata kuliah yang mesti dikomentari kinerjanya. Di mata kuliah Perencanaan Pendidikan Bahasa Jepang (biasa kami singkat PPBJ), tertulis bahwa nama dosen yang saya kontrak mata kuliahnya adalah nama Juju-sensei, bukan Dedi Suryadi-sensei. Padahal jelas-jelas saya ikut kuliahnya Dedi-sensei, di daftar kehadiran punya Dedi-sensei juga ada nama saya. Lha kok bisa ada nama Juju-sensei, bukan Dedi-sensei?

Saya pikir itu cuma kesalahan biasa, dan saya mengabaikannya.
Saya pikir itu cuma kesalahan biasa, dan saya tidak melihat kembali KRS semester ini.
Saya pikir itu cuma kesalahan biasa, kesalahan yang terjadi di pihak BAUK.


Sampai saya menemukan komentar teman saya di grup kelas, "Coba cek KRS kamu, takutnya kamu salah ngontrak dosen. Punyaku bener semua, kok."


Begitu saya cari KRS saya (untung KRS dan KHS dari semester awal sampai semester sekarang saya simpan rapi di binder, jadi nggak terlalu susah dicari), saya cek lagi semuanya, dan ternyata bener, di KRS saya nggak ada nama Dedi Suryadi-sensei, malah adanya nama Juju Juangsih-sensei.


MAMPUS! SEMESTER LIMA BENERAN SURAM!
--adalah reaksi yang langsung keluar dari mulut saya. Badan langsung gemetaran, berpikir jernih pun nggak bisa. Saya sampai lupa bagaimana prosedur membenarkan KRS yang salah, di pikiran saya cuma satu: saya salah ngontrak dosen.

Saya coba kirim pesan singkat ke salah seorang teman yang kebetulan kuliah PPBJ-nya dengan Juju-sensei, Wina. Saya tanya, ada nggak nama saya di daftar kehadiran PPBJ kelas dia.

Sayangnya sampai sekarang belum ada balasan. Dan itu makin membuat saya susah berpikir jernih. Mau menyelesaikan masalah dari mana dulu ini? Juju-sensei? Dedi-sensei? Ke bagian TU dulu? Atau langsung ke BAUK?


Panik. Panik. PANIK. Setelah berhasil mengumpulkan remah-remah akal sehat, saya coba kirimkan pesan singkat, kali ini ke Macil, salah satu teman baik saya. Saya tanya, ingatkah ia pada bentuk daftar kehadiran PPBJ saat perkuliahan perdana? (saya tanya seperti itu karena ada beberapa dosen, apalagi dosen MKDU dan MKDP yang belum punya daftar kehadiran resmi saat perkuliahan perdana sehingga kami menulisnya di selembar kertas lengkap dengan tanda tangan kami sebagai bukti kehadiran)

Untunglah, kali ini ada titik terang. Macil bilang, bentuknya sudah berupa daftar hadir resmi. Saya langsung menghela napas lega, ternyata ini hanya kesalahan nama dosen pada KRS, bukan saya yang salah masuk kelas dan salah ngontrak dosen.

Tapi tetap saja, kesalahan harus dikoreksi. Saya harus cepat-cepat ke TU dan minta FKKB. Hanya saja saya nggak tahu ini sudah terlambat atau nggak.


Yang penting, dicoba dulu aja deh.

Comments

Post a Comment