Mereka Menginginkan Kebebasan
Pengarang :
Natsuo Kirino
Penerjemah :
Lulu Wijaya
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Tahun
Terbit :
2007
Jumlah
Halaman :
576 halaman
Cetakan : 1
Bahasa : Indonesia
ISBN-13 :
978 – 979 – 22 – 2760 – 4
Bagaimana kehidupan anda setelah terlibat dalam sebuah tindak kejahatan?
Hal inilah yang dirasakan oleh keempat tokoh utama di novel ini: Yayoi, Yoshie, Masako, dan Kuniko. Yayoi Yamamoto, ibu rumah tangga beranak dua yang cantik namun menyimpan banyak beban emosional. Yoshie Azuma, janda berumur hampir enam puluh tahun yang harus menghidupi anak gadisnya dan ibu mertuanya yang rewel dan sakit-sakitan. Masako Katori, yang paling rasional dari ketiga temannya, hidup dengan suami dan anak lelakinya namun tak pernah lagi berkomunikasi dengan baik. Kuniko Jonouchi, wanita berumur 29 tahun yang tak pernah puas dengan apa yang ada di hidupnya dan tipe wanita yang akan melakukan apapun untuk memperoleh kehidupan yang bergaya, walau dengan cara licik. Hubungan pertemanan keempat wanita pekerja shift malam di pabrik makanan kotak di pinggiran Tokyo ini seketika berubah saat Yayoi memutuskan untuk membunuh suaminya yang penjudi dan suka main perempuan.
Sadar akan apa yang dilakukannya, Yayoi segera menghubungi Masako, teman kerjanya yang paling karib. Ia meminta Masako untuk membantunya menyingkirkan mayat suaminya. Masako menyanggupinya, kemudian bersama teman-temannya yang lain, mereka memotong mayat tersebut menjadi bagian-bagian kecil dan membuangnya.
Masalah mulai timbul saat polisi menemukan potongan-potongan mayat tersebut. Masalah semakin rumit ketika Kuniko membeberkan rahasia mereka pada seorang lintah darat yang berhubungan dengan yakuza hanya untuk membereskan hutang yang menjeratnya, juga seorang pemilik kelab malam yang dituduh sebagai pembunuh oleh polisi dan mengakibatkannya kehilangan segala harta miliknya, dan bertekad membalas dendam pada pembunuh asli suami Yayoi.
____________________________________________________________
Hampir tidak ada cela dalam novel ini.
Pendeskripsiannya begitu rapi, mendetail, dan mampu membuat pembaca merasa ikut
di dalamnya. Pembaca pun bisa merasakan emosinya ikut bergejolak saat membaca
novel ini, seperti saat Yayoi memutuskan untuk membunuh suaminya sendiri.
Akan tetapi, pendeskripsian novel yang terlalu
mendetail ini mengakibatkan alur berjalan lambat, apalagi ada beberapa tokoh
tambahan yang turut diceritakan. Tak hanya itu, Natsuo Kirino juga berusaha
menceritakan kembali sebuah kejadian dari sudut pandang tokoh yang berbeda,
yang mengakibatkan pembaca harus menahan rasa penasarannya yang meluap-luap
akan akhir kisah yang gelap ini.
Novel yang cara penceritaannya tidak sama
seperti novel thriller pada umumnya ini jelas tidak diperuntukkan untuk
kalangan remaja, apalagi ada unsur seksualitas di dalamnya. Selain itu, adegan
pembunuhan di novel ini dijelaskan secara mendetail sehingga berpotensi
menimbulkan rasa mual bagi pembaca.
Terlepas dari ceritanya yang gelap
dan sensasional, novel ini memberikan gambaran bagaimana tekanan dan
ketidakdilan dapat memicu seorang wanita, mahluk yang diidentikkan dengan kata
lemah lembut, untuk melakukan tindak kejahatan. Juga menggambarkan bagaimana
persahabatan mampu memberikan mereka kekuatan dalam menghadapi akibat dari
perbuatan yang telah mereka lakukan.
Sesuai dengan judulnya “Out” yang diterjemahkan
menjadi “Bebas”, novel ini menceritakan usaha tiap tokoh untuk bebas dari
masalah yang membelenggunya. Namun tak semua usahanya membuahkan hasil, malah
menciptakan masalah baru yang makin mencegah mereka meraih kebebasan.
Comments
Post a Comment